Baturaja (ANTARA
News) - Tim Arkeologi Nasional Jakarta dipimpin Prof Trauman Simanjuntak
akan melakukan penelitian dan tes DNA kerangka manusia berusia ribuan
tahun yang ditemukan di Goa Harimau, Desa Padang Bindu, Kabupaten Ogan
Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Wuryantari saat
dikonfirmasi di sela-sela penelitian di Goa Harimau Baturaja, Senin
mengatakan bahwa tes DNA yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi
status keterkaitan kerangka manusia ditemukan dengan kehidupan
masyarakat modern saat ini.
"Kami ingin mengungkap apakah kerangka manusia itu masih mempunyai
hubungan kekerabatan secara ginetik dekat dengan suku masyarakat asli
Ogan Komering Ulu (OKU)," katanya.
Dijelaskannya, tes DNA yang dilakukan tersebut antara lain dengan
meneliti tulang kaki pada kerangka dan mengambil sempel gigi.
"Tulang sebenarnya bagus untuk diambil sampelnya, namun kondisinya
harus kompak dalam artian lapisan tulang tebal tidak rapuh dan yang
paling bagus adalah gigi," ungkapnya.
Ia mengemukakan, kerangka diteliti hanya empat individu dari 78
kerangka yang telah ditemukan, yaitu tengkorak sektor E11, Individu 54,
48 dan 49 karena merupakan yang paling bagus untuk diuji.
"Nanti akan kita bawa ke Jakarta untuk dianalisis kemungkinan peradabannya," kata Wuryantari.
Menurut dia, penelitian yang dilakukan tersebut sudah menggali tanah
di dalam Goa Harimau dengan kedalaman lebih dari empat meter guna
mencari kerangka manusia lainnya.
Hasil yang didapat, sementara ini dua kerangka terkubur serta
menemukan alat-alat dan sisa pembakaran dilakukan manusia jaman dulu.
"Galian dua meter saja diperkirakan kerangka berusia 14 ribu tahun
lalu, kalau kedalaman empat meter diduga kerangka manusia yang hidup 20
ribu tahun silam," ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata OKU Aufa Sarkomi menyatakan tes DNA yang
dilakukan diharapkan dapat mengetahui kemungkinan hubungan kerangka
jaman dulu dan masa modern saat ini.
Ia mengungkapkan, sejauh ini telah menemukan sebanyak 78 kerangka
manusia dari dua ras yang berbeda, yakni Ras Austronesia dan
Austromelanesid.
Selanjutnya, langkah untuk pengambilan dengan tes gigi dan karbol
dalam tanah salah satu cara mempermudah penelitian usia kerangka
manusia," katanya.
Sementara itu, Pejabat Bupati OKU H Kuryana Aziz mengaku tidak
menyangka penelitian yang dilakukan selama ini hanya kegiatan biasa
saja.
"Saya kaget melihat lokasi kerangka yang ditemukan. Ini bukan hanya
aset OKU tapi aset Nasional, karena temuan ini sangat berharga,"
ungkapnya.
Ia berharap, temuan yang didapat membuat Kabupaten OKU semakin
dikenal di luar daerah bahkan mancanegara, sebab di tempat itu terdapat
penemuan sangat berharga bagi peradaban manusia.
Arkeolog teliti kerangka manusia di Goa Harimau
Selasa, 27 Mei 2014 13:38 WIB