Jakarta (ANTARA) - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengingatkan agar Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI jangan mau saling dibenturkan.
"Jadi, Polri adalah tangan kanan Presiden dalam kondisi tertib sipil dan TNI tangan kirinya Presiden," katanya, usai peringatan HUT Ke-74 TNI di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.
Namun, kata Gatot, kondisinya akan berbalik jika dalam keadaan darurat, yakni TNI menjadi tangan kanan dan Polri sebagai tangan kiri Presiden.
Artinya, kata dia, keduanya, baik TNI maupun Polri memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Maka jangan mau dibenturkan. Karena kalau dibenturkan, Presiden akan kehilangan dua tangannya," kata Gatot, menganalogikan.
Selain Gatot, hadir sejumlah purnawirawan TNI, seperti Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden, dan Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono.
Peringatan HUT Ke-74 TNI berlangsung meriah, dengan berbagai atraksi, defile pasukan, dan konvoi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki TNI.
Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden M Jusuf Kalla, beserta sejumlah pejabat, baik legislatif maupun eksekutif hadir dalam kesempatan itu.
Di antaranya, Ketua DPR RI Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, serta wapres terpilih KH Ma'ruf Amin.
Kemudian, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wapres ke-9 Hamzah Haz, dan Wapres ke-11 Boediono.
Gatot ingatkan TNI-Polri jangan mau dibenturkan
Sabtu, 5 Oktober 2019 15:53 WIB