Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Agung Suprio mengatakan migrasi TV analog ke TV digital menciptakan ekosistem tayangan atau konten yang disiarkan serta segmentasi pasar semakin beragam.
Hal itu disampaikannya dalam momentum peringatan Hari Penyiaran Nasional yang dirayakan tepat pada 1 April.
“Melihat beberapa negara yang sudah menggunakan TV digital itu mereka memang lebih banyak segmentasinya. TV- TV baru itu kontennya ada yang khusus untuk olahraga, itu pun olahraganya tersegmentasi ada yang khusus tinju, nanti ada yang khusus untuk bola doang. Nanti ada TV pendidikan juga,” kata Agung dalam Webinar bertajuk “Seluk- Beluk Penyiaran di Indonesia” ditulis Kamis.
Perpindahan dari TV analog atau dikenal dengan istilah Analog Switch Off (ASO) menyebabkan terciptanya kanal- kanal baru dengan tersedianya lebih banyak frekuensi, yang tentu menumbuhkan lebih banyak pelaku industri TV bermunculan.
Para pelaku industri TV yang baru itu yang akan membuat konten- konten dan segmentasi pasar semakin beragam.
Lebih lanjut semakin beragamnya konten serta segmentasi di industri penyiaran TV itu tidak mungkin dihindari, karena menurut Agung para pemain baru di industri TV tidak dapat mengalahkan eksistensi iklim industri TV yang sebelumnya sudah ada sejak masa TV analog.
“Ini hukum pasar, kalau pelaku industri TV ini nggak bisa baca celah, dia memotret keinginan masyarakat sesuai pasar. Kalau nggak bisa melakukan hal itu ya tentu ditinggalkan,” ujar Agung.
Para pelaku industri TV yang baru harus bisa memulai eksistensi dari hal- hal yang tidak tersedia oleh industri TV yang sebelumnya sudah ada.
“Mereka ini akan memiliki segmentasi yang kecil, pasarnya kecil, namun itu sudah pasti diterima masyarakat,” kata Agung.
Seperti diketahui, saat ini Pemerintah Indonesia tengah sibuk menyiapkan migrasi TV analog ke TV digital yang ditargetkan rampung pada 2022.
Selain untuk menyelaraskan teknologi industri penyiaran dengan negara- negara lain, peralihan ke TV digital itu memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat.
Beberapa keuntungan di antaranya dari segi gambar dan suara lebih jernih, konten lebih beragam karena banyaknya pilihan saluran TV, konten dapat lebih interaktif, hingga menciptakan kanal baru untuk peringatan dini kebencanaan (Early Warning System).