Jung Ki-young, sang insinyur, membuat nisan dengan logo "e" Internet Explorer berisi epitaf "Ia dulu sebuah perangkat yang baik untuk mengunduh peramban lain", diberitakan Reuters, Sabtu.
Jung rupanya membuat nisan ini karena terinspirasi dari hubungan benci tapi cinta dengan Internet Explorer. Dia juga menyebut peramban itu berjasa besar bagi pekerjaannya.
"Ia menyebalkan, tapi, saya mau bilang ini soal benci tapi cinta karena Explorer dulu menguasai suatu zaman," kata Jung.
Menurut dia, perlu waktu yang lebih lama memastikan situs dan aplikasi yang dia buat bisa berjalan di Internet Explorer dibandingkan dengan peramban lainnya.
Tapi, para pengguna jasanya tetap ingin situs mereka terlihat bagus di Interent Explorer. Peramban itu menjadi setelan utama di komputer pemerintahan dan bank Korea Selatan selama bertahun-tahun.
Jung menghabiskan sekitar 430.000 won, sekitar Rp5 juta, untuk membuat makam Internet Explorer. Karyanya viral setelah dipajang di kafe miliknya di selatan kota Gyeongju.
Dia beralasan membuat nisan ini sebagai candaan dan tidak menyangka bisa terkenal di dunia maya.
"Saya menyesali ia (Internet Explorer) pergi, tapi, saya tidak akan merindukannya. Jadi, buat saya, ia pensiun adalah kematian yang baik," kata Jung.
Internet Explorer diluncurkan pada 1995 dan pada suatu masa pernah menjadi peramban andalan dunia. Perangkat lunak ini sudah terpasang pada setiap perangkat yang menggunakan sistem operasi Windows, yang artinya ada di miliaran komputer di dunia.
Tahun 2000an, popularitasnya meredup karena kehadiran Google Chrome. Internt Explorer sering dijadikan "meme" karena ia lambat dibandingkan aplikasi lain.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Internet Explorer tutup, penggemar di Korsel buat makam
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Internet Explorer tutup, penggemar di Korsel buat makam