Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengadakan pembicaraan selama dua hari di Beijing.
Keduanya sepakat untuk melanjutkan kerja sama pengendalian obat-obatan, penegakan hukum, repatriasi imigran ilegal, dan mitigasi perubahan iklim, sebut kantor berita China, Xinhua.
Wang meminta Washington untuk menghormati kedaulatan Beijing dan sistem politik negara itu.
“Amerika Serikat harus berhenti menekan Tiongkok dalam bidang ekonomi, perdagangan, serta sains dan teknologi,” menurut lembaga penyiaran pemerintah CCTV.
Keduanya juga menyetujui pengaturan kelembagaan untuk mengadakan panggilan video antara "komandan pangkalan militer" dari kedua pihak serta putaran kedua dialog antar pemerintah China-AS tentang kecerdasan buatan pada waktu yang "tepat", menurut media siaran tersebut.
Sementara menurut pernyataan Gedung Putih, Sullivan dan Wang Yi mengadakan "diskusi yang jujur, mendalam, dan konstruktif tentang berbagai isu bilateral, regional, dan global."
"Mereka menegaskan pentingnya komunikasi antar militer yang rutin, berkelanjutan dan terencana dengan mengadakan panggilan telepon antara komandan pangkalan militer dalam waktu dekat," tambah pernyataan itu.
Mereka juga membahas berbagai macam isu, termasuk langkah selanjutnya mengenai penerapan komitmen KTT Woodside, yang meliputi pemberantasan narkotika, komunikasi antar militer, dan keamanan serta resiko AI.
"Sullivan menekankan bahwa AS akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah teknologi canggihnya digunakan untuk merusak keamanan nasional kita, tanpa membatasi perdagangan atau investasi secara tidak wajar. Dia juga terus menyuarakan kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan China yang tidak adil dan praktik ekonomi nonpasar," kata Gedung Putih.
Praktik ekonomi non-pasar merujuk pada tindakan atau kebijakan ekonomi yang tidak sepenuhnya didasarkan pada mekanisme pasar bebas atau prinsip-prinsip ekonomi pasar.
Washington telah lama menyerukan jalur langsung karena ketegangan militer dengan China meningkat di Selat Taiwan dan Laut China Selatan.
Hubungan antara kedua negara besar dunia tersebut telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir karena Beijing tetap curiga terhadap upaya Washington untuk memperkuat aliansi dan kemitraannya di seluruh kawasan Asia-Pasifik.
Beijing menuduh AS mencoba membangun "NATO Asia" di kawasan yang dianggapnya sebagai wilayah pengaruhnya.
Sumber: Anadolu-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS, China bahas babak baru interaksi kedua kepala negara di masa depan