Gorontalo, (ANTARAGORONTALO) - Badan Pengawas Rumah Sakit (BPRS) Provinsi Gorontalo, menemukan suasana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Zainal Umar Siddiqi (ZUS) di Desa Bulalo, Kecamatan Kwandang, dalam kondisi sepi.
Ketua tim BPRS Provinsi Gorontalo, dr Suhartono M.Epd, Kamis mengatakan, kondisi ini tidak boleh dibiarkan dan jangan sampai berlangsung lama, sebab akan sangat merugikan daerah dan masyarakat untuk mendapatkan hak layanan kesehatan.
Apalagi pihaknya menemukan, sepinya Rumah Sakit akibat tidak adanya pelayanan dokter spesialis khususnya bidang-bidang besar seperti penyakit dalam, bedah, anak dan kandungan yang sudah berlangsung sebulan ini.
Ditambah lagi, khusus pasien rawat inap kelas II dan I, rata-rata dirujuk ke Rumah Sakit di daerah tetangga, akibat tidak adanya ruang rawat inap yang sesuai.
Setelah melihat langsung kondisi RSUD ZUS, pihak BPRS merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah untuk menseriusi keberadaan, khususnya operasional Rumah Sakit ini.
"Pemerintah Daerah harus memberikan daya dukung yang kuat baik dari segi penganggaran maupun penyediaan infrastruktur dan peralatan medis, untuk operasional Rumah Sakit ini," ujar Suhartono.
Keberadaan RSUD ZUS tipe C ini, harus mampu memberikan pelayanan terbaik kepada publik, jangan dibiarkan sepi agar pelayanan sesuai klaster atau tipenya, benar-benar terlaksana.
Apalagi pemerintah daerah telah melakukan kerja sama dengan pihak BPJS. "Kerja sama tersebut jangan sampai putus akibat pelayanan yang tidak optimal serta fasilitas yang tidak terpenuhi," ujarnya.
Wakil Bupati Roni Imran mengaku sangat terkoreksi dengan adanya kunjungan pihak BPRS.
Diakuinya, keterbatasan anggaran menjadi kendala utama bagi peningkatan infrastruktur dan pelayanan di Rumah Sakit ini.
Ia mengaku, komitmen Pemerintah Daerah sangat tinggi terhadap program pelayanan kesehatan termasuk yang ada di Rumah Sakit ini, mengingat keberadaannya sangat strategis dalam melayani masyarakat lokal maupun dari daerah-daerah tetangga di Sulawesi.
Tahun 2016 ini, Pemerintah Daerah baru mampu menganggarkan sebesar Rp6 miliar untuk Rumah Sakit ini, namun tahun 2017 nanti komitmen terhadap alokasi anggaran bersumber dari APBD Kabupaten, akan diperjuangkan hingga minimal menembus angka Rp12 miliar.
"Saya tidak ingin pelayanan di RSUD ini tersendat seperti saat ini, akibat Rumah Sakit tidak memiliki anggaran yang cukup, termasuk insentif bagi para dokter," ujar Roni.
Tahun 2015, kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD ZUS mencapai 999 orang, sedangkan rawat jalan mencapai 8.000 kunjungan, dengan pendapatan asli daerah (PAD) mencapai Rp1,6 miliar.