Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) untuk menciptakan bandara yang memiliki daya saing guna menarik wisatawan mancanegara dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Erick menekankan bahwa bandara di banyak negara kini telah berkembang menjadi seperti kota tersendiri, yang mempengaruhi industri penerbangan dan pariwisata secara signifikan.
"Karena bandara sendiri kalau kita lihat di banyak negara sudah seperti kota sendiri," kata Erick dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Erick menekankan hal itu seusai rapat dengan berbagai BUMN aviasi yakni Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, InJourney Airports, dan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.
Menteri BUMN berharap, dalam enam bulan ke depan, InJourney Airports dapat bekerja sama dengan kementerian teknis untuk meningkatkan daya saing industri penerbangan, pariwisata, dan layanan bandara di Indonesia.
Erick juga menekankan pentingnya meningkatkan persaingan dengan negara tetangga yang juga berupaya membuat sektor mereka lebih maju melalui pengembangan bandara dan sektor terkait lainnya.
"Nah ini yang saya rasa enam bulan lagi saya minta tolong Pak Faik (Direktur Utama InJourney Airports), kita juga berbicara dengan banyak kementerian teknis untuk bagaimana kita bisa meningkatkan persaingan industri penerbangan, pariwisata, airport services," ujar Erick.
Dia menegaskan bahwa hal itu sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menegaskan pentingnya Indonesia untuk siap berkompetisi dalam menghadapi tantangan global, terutama dalam sektor transportasi dan pariwisata.
Selain itu, Erick juga menyoroti pentingnya efisiensi dalam pengelolaan bandara, agar pemborosan dapat diminimalkan dan sektor penerbangan Indonesia semakin berkembang dan mampu bersaing secara global.
"Dan ini memang sejalan dengan prinsip-prinsip yang diminta oleh Bapak Presiden (Prabowo Subianto), bahwa memang kita sebagai negara harus siap berkompetisi. Tetapi juga tentu pemborosan bisa terus ditekan," kata Erick.
Sebelumnya, Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi di Tangerang, Banten, Sabtu (21/12) mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan transformasi terhadap bandara yang dikelola baik secara layanan, tampilan bandara maupun penggunaan teknologi.
"Transformasi bandara di Angkasa Pura Indonesia, dimana fokus dari transformasi itu adalah dari sisi people, proses dan premises kemudian ditopang adalah teknologi," kata Faik.
Sementara itu, Direktur Utama InJourney Maya Watono mengatakan bahwa transformasi di sektor kebandarudaraan dilakukan karena bandara merupakan wajah bangsa atau gateway of the nation.
Transformasi dilakukan secara fundamental meliputi aspek premises, process, dan people guna memberikan daya tarik bagi masyarakat hingga wisatawan manca negara.
Sebagai pilot project, transformasi itu dimulai dari dua bandara besar yang dikelola oleh InJourney Airports yaitu Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, yang mana kedua bandara ini juga merupakan bandara tersibuk di periode Natal dan tahun baru.
Pada aspek premises dilakukan dengan peningkatan kualitas infrastruktur bandara yang berfokus pada customer experience seperti beautifikasi terminal, implementasi CT and ATRS X-Ray untuk peningkatan kecepatan pelayanan, optimalisasi suhu udara.
Pada aspek process dilakukan dengan peningkatan operasional bandara berbasis ekosistem dengan data driven decision making. Pada aspek people dilakukan dengan value, attitude, mindset serta kompetensi berbasis customer centric berstandar global.
Salah satu program dari transformasi adalah beautifikasi atau peningkatan estetika terminal penumpang baik di area interior maupun eksterior, termasuk penataan ulang area taman dan area hijau yang mengusung konsep nuansa kebudayaan Indonesia dipadukan dengan teknologi.
Sejalan dengan beautifikasi ini, penumpang pesawat dan pengunjung sudah dapat melihat dan merasakan perubahan estetika cukup signifikan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Area check in Terminal 3 kini dilengkapi ornamen beragam tanaman dan tumbuhan hijau didukung pencahayaan terbaik. Ornamen ini dapat dilihat di sepanjang facade tenant komersial dan island konter check in.
Guna melengkapi beautifikasi, area check in Terminal 3 didukung implementasi teknologi melalui fasilitas self baggage drop yang memungkinkan penumpang pesawat secara mandiri dan cepat bisa memproses koper, tas atau barang bawaan tercatat guna dimasukkan ke dalam bagasi pesawat.
Pintu masuk untuk keberangkatan penerbangan domestik dan internasional kini juga dilengkapi lanskap taman sehingga memberikan kesan nyaman dan teduh di dalam Terminal 3.
Kemudian, dinding di area pengambilan bagasi dilengkapi taman vertikal. Sementara, lokasi conveyor belt dilengkapi tanaman-tanaman hijau guna membuat kesan adanya hutan mini.
Di baggage claim area kedatangan internasional juga ada satu yang menjadi pusat perhatian penumpang pesawat, yakni LED berukuran besar yang menampilkan video alam dan budaya Indonesia. Adapun di area luar Terminal 3, dilakukan penataan ulang taman dan area hijau.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri BUMN minta InJourney Airports ciptakan bandara berdaya saing