Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Swiss resmi gelar peluncuran awal (soft launching) program Kerja Sama Pembangunan Indonesia-Swiss 2025–2028 sebagai wujud penguatan kemitraan strategis yang telah terjalin selama lebih lima dekade.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard dalam keterangan di Jakarta, Rabu menyatakan bahwa secara resmi, program kerja sama Indonesia-Swiss akan diluncurkan pada Oktober 2025.
Soft launching ini dihadiri Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan PPN/Bappenas Febrian Alphyanto Ruddyard dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Olivier Zehnder.
Ia mengatakan bahwa sejak 1970-an, Swiss telah menjadi mitra pembangunan yang sangat berarti bagi Indonesia, melalui berbagai inisiatif seperti dukungan terhadap Politeknik Manufaktur dan NHI Bandung.
Program antara Indonesia dengan Swiss merupakan hasil kolaborasi antara State Secretariat for Economic Affairs (SECO) dengan Kementerian PPN/Bappenas dan kementerian/lembaga terkait.
Selaras dengan arah kebijakan pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045, program itu wujud nyata komitmen bersama dalam menciptakan pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan adaptif terhadap dinamika global.
Febrian menyampaikan bahwa kerja sama ini tak hanya melanjutkan hubungan historis yang telah terbangun sejak 1970-an tetapi juga menandai fase baru yang lebih strategis dan berbasis hasil.
“Fokus kerja sama kini diarahkan pada tiga pilar utama, yaitu peningkatan efisiensi sektor publik dan daya saing ekonomi, penguatan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) melalui pendidikan vokasi, serta pengembangan infrastruktur berkelanjutan, termasuk tata kota, mobilitas, dan akses terhadap energi serta air bersih,” ucap Wamen PPN.
Dia menerangkan bahwa soft launching hari ini menjadi momentum awal memperkuat koordinasi antarpemangku kepentingan, membangun kesepahaman bersama, serta merumuskan langkah konkret menuju implementasi program yang efektif.
Program Kerja Sama Pembangunan 2025–2028 diharapkan mendukung upaya Indonesia dalam menghadapi tantangan global, termasuk ketidakpastian perdagangan dan kebutuhan diversifikasi pasar.
Swiss dinilai sebagai mitra penting mendorong penguatan usaha kecil mikro (UKM) Indonesia agar mampu menembus pasar internasional dan memenuhi standar global, sebagaimana keberhasilan program Swiss Import Promotion Programme mendukung sektor perikanan.
“Kerja sama internasional seperti ini sangat penting dalam mendukung arah pembangunan nasional kita menuju Indonesia Emas 2045. Kami percaya, dengan pendekatan yang berbasis permintaan, terukur, dan kolaboratif seperti yang ditawarkan oleh SECO, program ini akan membuka peluang baru, memperkuat daya saing nasional, dan mendorong pertumbuhan yang inklusif,” kata Wakil Kepala Bappenas.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI dan Swiss lakukan "soft launching" kerja sama pembangunan 2025-2028