Gorontalo (ANTARA) - Sebanyak 14 ton biji kapuk asal Gorontalo berhasil mengantongi sertifikasi dari Balai Karantina Ikan, Hewan, dan Tumbuhan dan telah siap untuk dikirim ke Surabaya, Provinsi Jawa Timur.
Ketua Tim Kerja Karantina Tumbuhan Tri Wulan Widya Lestari di Gorontalo, Jumat menjelaskan bahwa proses sertifikasi karantina dilakukan oleh Karantina Gorontalo sebagai langkah untuk memastikan keamanan dan kualitas komoditas sebelum didistribusikan ke wilayah lain.
"Kami melakukan pengambilan sampel biji kapuk untuk diuji di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) seperti jamur, bakteri, virus, ataupun serangga yang mungkin terbawa dalam biji kapuk," ujarnya.
Langkah tersebut kata dia sangat penting dilakukan untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit yang dapat merugikan ekosistem dan pertanian di wilayah penerima.
"Dengan semakin banyaknya penelitian dan pengembangan, biji kapuk yang dulunya dianggap limbah kini menunjukkan potensi besar sebagai sumber ekonomi baru dan alternatif pangan. Kami berharap dapat terus mendukung hal ini dengan tetap menjalankan tugas kami untuk menjaga keamanan hayati dan kelestarian sumber daya alam," ujar Tri Wulan.
Kepala Karantina Gorontalo RM Ende Dezeanto mengatakan tugas dan fungsi Karantina Gorontalo tidak hanya terbatas pada upaya pencegahan masuk dan keluarnya hama dan penyakit tumbuhan serta hewan.
"Lebih dari itu, kami juga memiliki komitmen yang kuat untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada di daerah Gorontalo," kata dia.
Menurut dia, pemberian sertifikasi karantina untuk biji kapuk adalah salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut. Karantina Gorontalo kata dia berupaya untuk memberikan pendampingan dan memastikan bahwa komoditas lokal seperti biji kapuk tersebut memenuhi standar yang dipersyaratkan sehingga dapat diterima di pasar yang lebih luas.
"Dengan demikian, kita tidak hanya menjaga keamanan hayati, tetapi juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemanfaatan potensi lokal yang berkelanjutan," ujar Ende.