Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo, Provinsi Gorontalo, akan melakukan program imunisasi campak dengan menyasar usia 5 tahun hingga kalangan remaja usia 15 tahun di tahun 2018, sebagai solusi memutus penyebaran penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Gorontalo, Nur Albar mengatakan, program itu sebagai solusi bebas campak daerah itu di tahun 2020 nanti.
"Di usia itu, kami tentu akan masuk ke sekolah-sekolah yang ada di Kota Gorontalo. Tahun itu juga kami akan melakukan imunisasi `Campak Jerman`," katanya, Jumat.
Sementara itu, tahun 2017 ini, Dinkes telah mendata sebanyak 15.700 balita untuk diimunisasi campak. Logistik untuk imunisasi sudah siap dan memenuhi kuota sesuai dengan data balita yang sudah ada.
Logistik itu dijelaskan Nur, pemberian dari Kementerian Kesehatan RI, melalui Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dan pembagiannya disebar ke seluruh kabupaten dan kota di daerah tersebut.
"Hal itu untuk menghindari beredarnya vaksin palsu yang dua tahun lalu terjadi. Maka kementerian menyebarkan vaksin hanya lewat satu pintu saja, yakni dari pemerintah," ujarnya.
Tambahnya, pada tahun 2016, data di kota itu sebanyak 20 balita menderita campak. Balita itu diketahui terserang campak sejak ia berada di luar Gorontalo. Namun penyebarannya terjadi di daerah itu.
Untuk mengantisipasi agar tidak meluas penularannya, pemerintah setempat telah melakukan imunisasi kepada balita di sekitar lokasi penyebaran. Sejauh 200 meter dari balita tersebut, imunisasi dilakukan.
"Untuk tahun ini belum ada penyebaran campak yang menonjol. Namun kami terus melakukan imunisasi kepada balita yang ada di Kota Gorontalo," tutupnya.