Pekalongan, Jawa Tengah (ANTARA GORONTALO) - Sebanyak 98 desa di 18 kecamatan
Kabupaten Pekalongan berada dalam keadaan rawan krisis air bersih.
Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Badan Perencana Pembangunan
Daerah Pekalongan Yudi Himawan pada Selasa mengatakan kondisi itu
terjadi karena penyusutan ketersediaan air selama musim kemarau serta
pencemaran limbah rumah tangga dan industri.
"Semula ada 106
desa mengalami krisis air bersih. Akan tetapi delapan desa sudah dapat
ditangani oleh Pemkab sehingga masih tersisa 98 desa yang dalam kondisi
rawan (krisis) air bersih," katanya.
Berdasar data Bappeda Kabupaten Pekalongan, desa yang tergolong rawan krisis air
bersih antara lain Desa Wringinagung di Kecamatan Doro; Blacanan
dan Blimbing Wuluh di Kecamatan Siwalan; Mrican, Purworejo dan Tegal
Suruh di Kecamatan Sragi, serta Desa Silirejo, Pucung, Sidorejo, Ngalian di
Kecamatan Tirto.
Selain itu ada 10 desa di Kecamatan Kajen, 13
desa di Kecamatan Kesesi, lima desa di Kecamatan Kedungwuni, delapan
desa di Kecamatan
Bojong, empat desa di Kecamatan Wonopringgo, tiga desa di Kecamatan
Karangdadap, lima desa di Buaran, satu desa di Kecamatan Wiradesa, serta
satu
desa Kecamatan Wonokerto.
"Kecamatan yang bebas dari rawan air bersih
hanya Kecamatan Talun karena di wilayah itu masih banyak sumber air
bersih yang mengalir untuk mencukupi kebutuhan warga setempat,"
kata Yudi.
Pemerintah daerah berusaha mengatasi masalah itu
dengan menjalankan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas).
"Pada program Pamsimas 2018, kami menargetkan 25 desa. Untuk
program Pamsimas itu, 20 desa akan didanai melalui Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dan lima desa melalui Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD)," katanya.
Puluhan desa di Pekalongan rawan krisis air bersih
Selasa, 5 September 2017 8:25 WIB