"Tahun ini daerah kita memperoleh anggaran bersumber dari dana alokasi khusus (DAK) mencapai Rp9,9 miliar atau naik dari tahun 2018 sekitar Rp7,4 miliar," ujar Asisten Setda selaku Plt Kepala Dinas Pendidikan Nasional Gorontalo Utara, Sofyan Djaidjun di Gorontalo, Jumat.
Pemkab Gorontalo Utara bersyukur atas dana alokasi khusus yang telah banyak membiayai pembangunan sarana dan prasarana sekolah di daerah setempat hingga semakin memadai.
"Muaranya pasti untuk kualitas pendidikan yang semakin baik di daerah ini," ujarnya.
Seperti pembangunan satu unit laboratorium dan perumahan dinas guru di SMP Negeri 2 Anggrek.
Bangunan-bangunan tersebut perlu dimiliki sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sebab tanpa fasilitas yang memadai maka dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar.
Setiap tahun anggaran DAK terus bertambah, kata Sofyan, hal ini membuktikan tingginya perhatian Pemkab untuk terus memperjuangkan alokasi anggaran dalam rangka merealisasikan sarana dan prasarana yang perlu ada di setiap sekolah, diantaranya ruang kelas baru.
Termasuk ruang laboratorium yang sangat penting dibangun untuk memudahkan siswa belajar secara langsung sebab ditunjang fasilitas memadai.
Ia pun berharap, realisasi DAK di sekolah-sekolah penerima, mampu berdampak pada pertumbuhan ekonomi di setiap lingkungan sekolah.
Apalagi metode swakelola, dititikberatkan pada pengelolaan mandiri oleh kepala sekolah, melibatkan masyarakat di sekitar sekolah, baik sebagai warga dalam mendukung pembangunan, juga sebagai pekerja yang ditunjuk untuk terlibat langsung dalam pembangunan maupun pengawasannya.
Peletakkan batu pertama di SMP Negeri 2 Anggrek tersebut, juga dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Irwan Usman dan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Bidang Pendidikan Dasar, Stephen Gerungan, dihadiri para guru di sekolah tersebut.
Kabid Pendidikan Dasar Irwan Usman, juga melihat lokasi pelaksanaan pembangunan gedung laboratorium di SMP Negeri 2 Anggrek. (Foto ; Susanti Sako/antaranews)
