Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Perusahaan pemegang izin pengolahan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, baru berhasil menanami empat ribu hektare lahan di wilayah tersebut.
Distrik manajer PT Gema Nusantara Jaya (GNJ), Ario Subagio, Kamis, mengatakan, pihaknya terus berupaya menanami luasan target lahan yang akan ditanami bibit pohon Jabon dan Sengon.
Dalam 1 hektare lahan ditanami 800 bibit pohon, yang diharapkan bisa memenuhi target dibangunnya perusahaan lapis kayu "polywood", untuk program jangka panjang kehadiran perusahaannya dalam pengelolaan HTI.
Sebab rencananya dalam lima tahun ke depan, pihaknya akan membangun pabrik pengolahan "polywood" atau lapis kayu di kabupaten ini, yang akan menyerap tenaga kerja sekitar tujuh ribu orang.
Bibit Jabon dan Sengon dipilih, karena dua varietas kayu tersebut memiliki karakteristik bukan kanopi atau tidak rimbun, sehingga pihaknya bisa ikut menjalankan program tanaman tumpang sari kepada penduduk di sekitar kawasan.
Mengingat aktivitas penanaman juga dilakukan tidak hanya mengejar target keuntungan perusahaan, namun pihaknya sangat memperhatikan upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan kegiatan ekonomi produktif yang akan mendorong kesejahteraan masyarakat, khususnya di sekitar kawasan.
Sistem terasering juga digunakan kata Ario, untuk mencegah kerusakan lingkungan atau bencana banjir seperti yang sering dikhawatirkan masyarakat selama ini.
"Diawal aktivitas kami, sering mendapat penolakan akibat dituding menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang, namun bergaungnya publikasi terkait manfaat terasering yang dapat mencegah luncuran air yang dapat memicu terkikisnya tanah terus dilakukan," ujarnya.
Ditambah lagi, aktivitas penanaman yang tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian lingkungan maka kegiatan penanaman yang berjalan semakin membaik.
Meskipun jaminan keamanan dari pemerintah daerah tetap diharapkan, agar insiden seperti pembakaran alat berat hingga merugikan pihaknya miliaran rupiah, tidak terulang.
Pasalnya kata Ario, hingga kini pihaknya telah mengeluarkan dana sekitar Rp350 miliar selama dua tahun terakhir, untuk beraktivitas di lahan yang ditargetkan seluas 29 ribu hektare.
Ia berharap, keberadaan perusahaannya mendapatkan jaminan penuh dari pemerintah daerah khususnya keamanan, yang sangat mendukung stabilitas program investasi jangka panjang mencapai 65 tahun tersebut.
Dua perusahaan HTI pemegang izin pengolahan lahan masing-masing, PT GNJ dan PT Gorontalo Citra Lestari (GCL) seluas 42 ribu.