Gorontalo, (Antara Gorontalo) - Forum Biodiversitas Gorontalo mengusulkan Danau Limboto sebagai kawasan perlindungan satwa liar, karena menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati di daerah itu.
"Kekayaan biota di danau ini tidak diragukan lagi, karena masuk dalam Wallacea. Yang menjadi persoalannya sekarang adalah bagaimana caranya agar satwa di kawasan ini tidak punah," kata anggota forum, Iwan Hunowu, saat diskusi dalam rangka Hari Hidupan Liar Sedunia di Desa Wisata Bongo, Kabupaten Gorontalo, Kamis.
Menurutnya pemerintah daerah perlu melakukan perlindungan di kawasan ini, dengan melibatkan berbagai pihak terutama warga yang tinggal di wilayah pesisir.
"Cara pandang para pihak ini terhadap danau seharusnya komprehensif, meliputi ekologi, ekonomi, dan faktor sosialnya. Jadi tidak hanya dari satu sisi seperti pembangunan infrastruktur," ujar penggiat di Wildlife Conservation Society tersebut.
Anggota forum lainnya, Rosyid Azhar berharap pemerintah memberi ruang kepada pihak lain dalam berkontribusi menyelamatkan danau yang sedang kritis itu.
Selama ini, lanjutnya, pemda hanya melihat danau sebagai penghasil ikan air tawar liar dan budi daya yang potensial.
"Padahal danau ini kaya sekali. Tidak hanya ikan, tapi burung, amfibi dan reptil juga melimpah. Saatnya Danau Limboto diproteksi dengan menerapkan regulasi," ungkapnya.
Kawasan ini juga menjadi jalur migrasi burung-burung penjelajah, yang terbukti dengan adanya burung yang telah ditandai di Australia namun bisa terpantau di Danau Limboto.
Selain mengusulkan danau sebagai tempat perlindungan satwa liar, forum tersebut juga menghasilkan sejumlah rekomendasi dan aksi selanjutnya untuk kampanye keanekaragaman hayati.
"Rencananya kami akan mengumpulkan data dan informasi terbaru tentang danau dari peneliti, NGO, pemda dan warga. Juga ada kegiatan pendukung seperti edukasi satwa liar misalnya burung kepada anak-anak," kata Nur Bone dari Burung Indonesia.
Pemantauan satwa liar juga akan dilakukan secara rutin, untuk mendapatkan gambaran keseluruhan tentang potensin keanekaragaman hayati dan langkah perlindungan ke depan.
Danau Limboto merupakan satu dari 15 danau kritis di Indonesia, karena mengalami pendangkalan akibat sedimentasi dan penyusutan luas.
Berdasarkan data LIPI, luas Danau Limboto sampai tahun 2007 sebesar 2.537,152 hektare, dengan kedalaman sekitar 2,5 m sedangkan luas daerah tangkapan air sekitar 900 km2.
Pada tahun 1932 rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 hektare, dan tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau berkurang menjadi 10 meter dan luas menjadi 4.250 hektare.
Di danau ini hidup sedikitnya 9 jenis tumbuhan air, serta 12 jenis ikan yang empat spesies di antaranya adalah endemik.
Mulai tahun 2013, para pengamat burung di Gorontalo mencatat ada 36 jenis burung migran yang singgah di danau ini.
Danau Limboto Diusulkan Jadi Kawasan Perlindungan Satwa Liar
Kamis, 3 Maret 2016 18:40 WIB