Sebelumnya pada Minggu (21/7), Presiden AS Joe Biden mengumumkan mundur dari pemilihan presiden dan mendukung Harris sebagai calon presiden dari Partai Demokrat.
"Mungkin ada tantangan terhadap pencalonannya di konvensi, tetapi saat ini, tampaknya Partai Demokrat ingin menyatukan barisan dan menghindari konvensi yang berpotensi kontroversial," kata Preston.
Kepemimpinan partai dan para donatur ingin menghindari kesan perpecahan dan menyerukan persatuan di belakang Harris.
"Namun, bisa jadi ada pihak yang berbeda di dalam partai yang berpotensi menantang pencalonannya di konvensi, dengan kemungkinan dukungan dari faksi penolak di partai," kata Preston.
Dia menambahkan bahwa masih terlalu dini untuk melakukan penilaian tersebut.
Ketika ditanya tentang peluang Harris untuk mengalahkan mantan Presiden Donald Trump, pakar tersebut menunjukkan bahwa sementara ini dia memiliki hasil jajak pendapat yang sama dengan Biden, yaitu sedikit di belakang Trump.
"Namun, jajak pendapat bukanlah cara yang akurat untuk memperkirakan hasil pemilihan yang mungkin terjadi," kata Preston.
"Sebaliknya, pemilihan akan diputuskan oleh 10 persen suara mengambang di sekitar sepuluh negara bagian yang suara pemilihnya mungkin masih bisa beralih," tambahnya.
Masalah lainnya adalah tingkat partisipasi pemilih. Tingkat partisipasi pemilih yang lebih tinggi cenderung menguntungkan partai penantang daripada partai petahana.
Saat ini, Trump adalah kandidat yang paling mungkin menang, kata Preston.
Konvensi Nasional Demokrat akan diadakan pada 19 hingga 22 Agustus di Chicago.
Calon presiden dari Demokrat biasanya dikonfirmasi pada konvensi, tetapi tahun ini seorang calon bisa diumumkan lebih cepat untuk menghindari tantangan hukum dari partai Republik terkait masalah pemungutan suara di Ohio.
Sumber: Sputnik-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Demokrat AS bersatu dukung Haris hindari konvensi kontroversial