Nairobi, Kenya (ANTARA) - Uni Afrika pada Selasa malam (28/1) menyerukan penghentian segera permusuhan di Republik Demokratik Kongo, dan menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya konflik serta dampaknya terhadap kemanusiaan.
Seruan itu disampaikan dalam Pertemuan Darurat Tingkat Menteri ke-1256 Dewan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, yang diadakan untuk membahas situasi yang semakin memburuk di Kongo.
Dalam komunike yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut, dewan menyatakan bahwa pihaknya "menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat oleh semua kelompok bersenjata" serta "menuntut penarikan semua pasukan asing dari wilayah Republik Demokratik Kongo."
Uni Afrika menekankan pentingnya semua pihak untuk mematuhi perjanjian damai yang ada dan terlibat dalam dialog guna menyelesaikan krisis.
Dewan juga menyoroti perlunya perlindungan terhadap warga sipil dan memastikan akses kemanusiaan bagi masyarakat yang terdampak.
Selain itu, Uni Afrika mendesak komunitas internasional untuk mendukung upaya stabilisasi kawasan dan menangani akar permasalahan konflik.
Dewan memperingatkan bahwa setiap pelanggaran terhadap perbatasan dapat semakin mengacaukan kawasan dan merusak upaya perdamaian.
Uni Afrika juga menegaskan kembali komitmennya terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Republik Demokratik Kongo dan meminta negara -negara tetangga untuk menghormati perbatasan internasional.
Uni Afrika juga meminta semua pemangku kepentingan untuk menahan diri dan memprioritaskan kesejahteraan rakyat Kongo.
Ketegangan ini meningkat setelah sejumlah negara Afrika mengecam serangan terhadap misi diplomatik mereka di Kinshasa, ibu kota Kongo.
Para pengunjuk rasa menargetkan sejumlah kedutaan, termasuk milik Kenya, Uganda, dan Rwanda, dengan menuduh mereka sebagai sekutu Kigali, yang dituding mendukung pemberontak M23.
Sedikitnya 25 orang tewas di Goma, serta sembilan orang di Rwanda. Ratusan lainnya mengalami luka-luka akibat bentrokan.
Warga melaporkan bahwa pasukan pemerintah Kongo dan pemberontak M23 kini menguasai beberapa bagian kota yang berpenduduk 3 juta jiwa itu, termasuk kamp pengungsi warga setempat.
Wilayah timur Kongo memiliki cadangan besar sumber daya berharga, seperti koltan, emas, dan timah, yang sangat penting bagi industri global, termasuk elektronik.
Para analis menilai bahwa pemberontak M23 berupaya mengendalikan sumber daya tersebut untuk membiayai operasi mereka serta meningkatkan posisi tawar dalam negosiasi dengan pemerintah.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Uni Afrika minta setop permusuhan di Kongo dan bahas gencatan senjata