Solo (ANTARA) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Sudaryono mengoptimalkan serapan beras untuk menghentikan impor pada tahun ini.
"Produksi kita melimpah di tengah-tengah negara tetangga lagi kesusahan beras ya. Malaysia dia lagi susah, kemudian Filipina itu juga berasnya lagi susah, termasuk Jepang juga naik, dari Rp40.000/kg sekarang Rp90.000/kg," katanya usai mengunjungi kediaman Presiden Ke-7 RI Joko Widodo di Solo, Jawa Tengah, Minggu.
Ia mengatakan pada masa tanam pertama ini serapan beras dan gabah di tingkat petani sudah mencapai 1,3 juta ton.
"Saya berharap kalau akhir bulan April ini bisa 2 juta ton sudah top," katanya.
Jika serapan beras dan gabah dapat sesuai dengan target, pihaknya akan segera menyampaikan ke Presiden Prabowo Subianto bahwa tahun ini tidak perlu dilakukan impor beras.
"Kita hitung lagi bisa, jadi kita bisa sampaikan ke Presiden bahwa tahun ini betul-betul kita tidak akan impor," katanya.
Ia juga memastikan petani dan konsumen sama-sama senang dengan harga beras saat ini.
"Di tengah isu negatif yang diembuskan oleh pihak-pihak tertentu, alhamdulillah rakyat happy. Kalau ada satu dua misalnya orang komplain terhadap serapan gabah, gabahnya enggak diambil, kita akan berusaha memperbaiki. Tapi tidak kemudian satu kasus menutup 10.000 atau jutaan kasus. Jadi bahwa yang baik kita sampaikan baik," katanya.
Terkait dengan capaian beras tersebut, ia juga menyampaikan kepada Jokowi.
"Tadi dipuji sama beliau bahwa serapan melimpah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wamentan optimalkan serapan beras untuk hentikan impor