Jakarta (ANTARA) - Kampanye Pemilihan Presiden Korea Selatan untuk memilih pengganti Presiden Yoon Suk Yeol yang digulingkan resmi dimulai pada Senin.
Lee Jae Myung dari partai oposisi Demokrat dipandang sebagai kandidat terkuat, demikian laporan Kyodo.
Menyusul pemecatan Yoon dari jabatannya oleh putusan Mahkamah Konstitusi bulan lalu atas penerapan darurat militernya pada Desember 2024, pemilihan umum pada 3 Juni 2025 diperkirakan menjadi panggung pertarungan antara Lee dan Kim Moon Soo, kandidat dari Partai Kekuatan Rakyat konservatif yang berkuasa.
Mencalonkan diri sebagai presiden untuk ketiga kalinya, Lee ingin memperkuat keunggulannya dengan menarik minat "swing voter", atau pemilih yang masih gamang, dengan janji untuk meningkatkan ekonomi, meningkatkan penghidupan rakyat, dan mempromosikan persatuan nasional.
Lee menghadapi ketidakpastian hukum setelah Mahkamah Agung pada 1 Mei membatalkan pembebasannya oleh pengadilan yang lebih rendah sehubungan dengan pernyataan yang diduga palsu pada 2021 ketika ia berkampanye untuk pemilihan presiden tahun berikutnya, dan mengembalikan kasus tersebut ke Pengadilan Tinggi Seoul.
Namun, pengadilan tinggi pada pekan lalu menunda sidang pertama kasus yang digulirkan kembali tersebut hingga setelah pemilihan umum 3 Juni untuk memastikan partisipasi Lee dalam pemilihan presiden.
Putusan bersalah dapat membuat Lee kehilangan kursi parlemen dan melarangnya mencalonkan diri dalam pemilihan umum selama 10 tahun.
Sementara itu, Kim dipilih sebagai kandidat pada Sabtu menyusul perselisihan selama sepekan dengan pimpinan Partai Kekuatan Rakyat mengenai pemasangan kandidat konservatif antara Kim dan mantan Perdana Menteri Han Duck Soo, yang telah mendeklarasikan pencalonannya sebagai presiden sebagai kandidat independen awal bulan ini.
Pimpinan partai itu mengajukan mosi untuk mengganti Kim dengan Han guna mendapatkan dukungan konservatif yang lebih luas, tetapi para anggotanya menolak mosi tersebut, sehingga Kim tetap menjadi kandidat Partai Kekuatan Rakyat. Han menarik pencalonannya pada Minggu.
Kim, yang menjabat sebagai menteri ketenagakerjaan dan perburuhan dalam pemerintahan Yoon dan menyuarakan penentangan terhadap pemakzulannya, telah berjanji untuk menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan memulihkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dia pun menyerukan kerja sama dari partai konservatif lainnya untuk mengalahkan Lee.
Namun, kerja sama semacam itu tampaknya tidak mungkin karena Lee Jun Seok, kandidat presiden dari Partai Reformasi Baru yang merupakan partai minoritas dan mantan pemimpin Partai Kekuatan Rakyat, telah menjauhkan diri dari Kim.
Lee Jun Seok memainkan peran kunci dalam kemenangan Yoon dalam pemilihan presiden 2022 sebelumnya.
Menurut jajak pendapat Gallup Korea yang dilakukan pada awal Mei untuk surat kabar JoongAng Ilbo, dukungan untuk Lee Jae Myung mencapai 47 persen, dengan Kim pada 33 persen dan Lee Jun Seok pada 9 persen.
Sumber: Kyodo