Gorontalo, (Antaranews.com - Gorontalo) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Gorontalo melakukan tes HIV/IMS kepada 6.371 pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi setempat.
"Ada 42 instansi yang karyawannya dites HIV dan Infeksi Menular Seks (IMS) dengan jumlah yang diperiksa sebanyak 6.371 orang. Dari hasil tes ada 4 orang yang perlu pemeriksaan lanjutan dan 1 orang laki-laki mengidap penyakit sipilis," kata Ketua KPA Provinsi Gorontalo Idris Rahim, Jumat.
Ia di Gorontalo menjelaskan, Provinsi Gorontalo mendapat target dari Kementerian Kesehatan dalam tiga tahun ke depan, minimal dapat memeriksa 117.858 orang pada populasi kunci atau berisiko, ibu hamil, penderita tubercolosis, dan populasi umum.
Untuk itu, pada peringatan Hari Aids Sedunia, KPA Provinsi Gorontalo melakukan sosialisasi dan tes HIV/IMS di seluruh SKPD Provinsi Gorontalo dan instansi vertikal.
Idris berharap kegiatan sosialisasi dan tes HIV/AIDS yang gencar dilakukan oleh KPA Provinsi Gorontalo, dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang penularan HIV/Aids, sehingga secara dini masyarakat dapat menghindari perilaku yang beresiko.
Wagub juga mengingatkan sekaligus mengajak masyarakat Gorontalo khususnya kalangan generasi muda untuk bergaul secara sehat dan tidak terjerumus pada perilaku yang bertentangan dengan budaya dan ajaran agama.
Akumulasi kasus HIV/Aids di Provinsi Gorontalo sejak pertama kali ditemukan pada tahun 2001 hingga November 2017 telah mencapai 363 penderita.
Dari penemuan kasus HIV/Aids pada tahun 2017 yang berjumlah 103 orang, 57 persen diantaranya ditularkan melalui perilaku Lelaki Seks Lelaki (LSL).
"Penemuan kasus pada tahun 2017 ini paling banyak ditularkan lewat perilaku Lelaki Seks Lelaki sebanyak 57 persen, heteroseksual baik seks bebas maupun seks halal ada 33 persen, dan sisanya 10 persen ditularkan melalui waria," katanya.
Sementara jumlah pengidap HIV/Aids di Provinsi Gorontalo didominasi oleh laki-laki sebanyak 70 persen dan wanita 30 persen.
Berdasarkan kategori usia, umur 15-24 tahun yang umumnya pelajar dan mahasiswa mencapai 32,5 persen, umur 25-49 tahun sebanyak 62,5 persen.
"Fenomena ini adalah tantangan bagi pemerintah, orang tua, dan masyarakat untuk lebih memberi perhatian, mendidik, dan menanamkan nilai-nilai budaya dan agama kepada anak-anak kita, agar mereka tidak terjerumus pada perilaku seks beresiko," tambahnya.
KPA Gorontalo Lakukan Tes HIV 6.371 Pegawai
Jumat, 29 Desember 2017 20:11 WIB