Gorontalo, (ANTARA GORONTALO) - Warga Torosiaje serumpun atau satu keturunan di Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo membudidayakan dua jenis ikan karang yakni ikan kue dan kerapu dalam jaring apung.
Budi daya itu berhasil meningkatan ekonomi masyarakat Torosiaje, sekaligus melestarikan ekosistem mangrove dan terumbu karang di perairan setempat, kata Kepala Desa Torosiaje Jaya, Jekson Sompah, Selasa.
"Warga Torosiaje saat ini mulai beralih ke penangkaran ikan yang ramah lingkungan, guna mengurangi eksploitasi ikan karang secara besar-besaran dengan membudidayakannya sendiri di kolong rumah masing-masing," ungkap Jekson Sompah di Gorontalo.
Torosiaje Jaya merupakan perkampungan Suku Bajo di atas air, sehingga mudah bagi warga untuk memelihara ikan tersebut di bawah rumah masing-masing.
Ketua Kelompok Sadar Lingkungan (KSL) Paddakauang, Umar Pasandre mengatakan memulai budi daya ikan karang atas inisiatif masyarakat setempat, karena khawatir dengan sumber daya laut yang mulai menipis.
Kegiatan tersebut mendapat respon positif dari Mangrove For The Future, lembaga yang berperan dalam penyelamatan bakau.
Bekerja sama dengan Dinas Perikanan dan Kelautan serta BP4K Pohuwato, warga kemudian mendapatkan pelatihan pembesaran ikan karang dengan sistem keramba jaring apung untuk empat kelompok nelayan.
Saat ini, lanjutnya, tersedia 2.500 ikan kue (bubara) dan 500 kerapu macan, dengan berat per ekor 0,6 hingga 0,9 kilogram hasil budi daya masyarakat.
Masyarakat kemudian menjual ikan kue dengan harga Rp40 ribu dan kerapu macan Rp70 ribu per kilogram.
Hasil pemasaran ikan tersebut akan menjadi modal bagi kelompok nelayan untuk penguatan ekonomi, sehingga mendukung pelestarian ekosistem laut.
"Dengan membudidayakan ikan ini, kami terbebas dari rasa khawatir menghadapi musim angin Barat dan Timur karena tidak bisa melaut," ungkapnya.