Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko memastikan upaya penciptaan talenta riset di Indonesia tetap berjalan normal di tengah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
Melalui keterangan di Jakarta, Jumat, Handoko mengatakan penciptaan talenta unggul merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan sebagai wujud dari pelaksanaan program Manajemen Talenta Nasional, dimana BRIN ditunjuk sebagai koordinator bidang riset dan inovasi.
"Guna mencetak talenta unggul tersebut, BRIN memberikan fasilitasi kepada para generasi muda melalui berbagai skema," katanya.
Handoko memaparkan sejumlah skema tersebut antara lain Indonesia Research and Innovation Fair (IRIFair) yang merupakan program scouting talenta riset inovasi melalui kompetisi ilmiah riset tugas akhir untuk mahasiswa jenjang S1 dan S2.
Selain itu ada Bantuan Riset dan Inovasi untuk Tugas Akhir (Barista) merupakan program bantuan riset untuk mahasiswa tingkat akhir jenjang Diploma IV/S1, S2, S3 pada perguruan tinggi dalam negeri.
Ia melanjutkan Magang Riset/Praktik Kerja Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan program mentoring periset BRIN bagi mahasiswa aktif dalam bentuk magang riset atau praktik kerja berbasis kolaborasi riset, juga Research Assistant yang merupakan program mentoring kegiatan kolaborasi riset untuk mahasiswa aktif (non-ASN) jenjang Diploma IV/S1, S2, dan S3.
Di samping itu, lanjut dia, ada Degree by Research merupakan program bantuan dana pendidikan untuk meningkatkan kapasitas talenta riset-inovasi dengan berbasis kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan melalui pendidikan formal S2 dan S3, serta Apresiasi Talenta Riset Inovasi merupakan pemberian apresiasi kepada talenta riset inovasi yang berdedikasi dan sangat berjasa dalam penemuan, pengembangan iptek yang memberikan manfaat yang masif bagi peningkatan taraf hidup manusia.
Berbagai skema tersebut, menurut Handoko, merupakan bentuk kehadiran pemerintah dalam memberikan opsi kepada generasi muda untuk tertarik mengembangkan riset dan inovasi di dalam negeri.
"Opsi seperti ini belum pernah ada sebelumnya, sehingga banyak talenta unggul yang berkiprah di luar negeri enggan kembali ke dalam negeri," ujarnya.
Selain itu, lanjut Handoko, BRIN juga membuka peluang selebar-lebarnya kepada para diaspora untuk berpartisipasi di bidang riset dan inovasi. Setidaknya 500 formasi periset dibuka untuk para diaspora setiap tahun untuk bergabung dengan BRIN.
"Pesan kami kepada generasi muda untuk tidak putus harapan, karena negara telah hadir dan sudah memberikan opsi kepada generasi muda. Peluang terbuka lebar dan mohon untuk dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kami menanti anak muda yang mempunyai kemampuan berpikir kreatif untuk bergabung dengan BRIN," ucap Laksana Tri Handoko.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kepala BRIN: Penciptaan talenta riset tak terdampak efisiensi