Gorontalo, (Antaranews Gorontalo) - Temuan dan rekaman video mengenai musang Sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii) di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) dinilai bermakna penting bagi keanekaragaman hayati Provinsi Gorontalo.
Sekretaris Biodiversitas Gorontalo (Biota) Rosyid Azhar, Rabu, mengatakan meski kehadiran mamalia endemik Sulawesi itu terekam di TNBNW bagian Sulawesi Utara, bukan tidak mungkin spesies tersebut juga dapat ditemukan di Gorontalo.
Luas TNBNW 282.008,757 hektare di Provinsi Gorontalo 104.893,757 hektare dan Sulawesi Utara 177.115,000 hektare.
"Kemungkinan dijumpai di Gorontalo sangat tinggi, karena di daerah ini hutannya masih terjaga. Aktivitas-aktivitas yang merusak di wilayah Gorontalo relatif lebih kecil dibanding wilayah lain," ujarnya di Gorontalo.
Menurutnya penelitian mengenai keberadaan musang Sulawesi di hutan Gorontalo mendesak dilakukan, untuk mencegah kepunahan satwa tersebut.
Sejak dua tahun terakhir TNBNW mulai menyempurnakan teknik monitoring satwa dengan menggunakan kamera jebak (camera trap).
"Sebelum ada temuan langsung musang Sulawesi oleh tim patroli TNBNW bersama WCS, satwa yang telah lama sulit untuk dijumpai ini juga berhasil terekam oleh sembilan kamera jebak di 9 lokasi yang berbeda di kawasan TNBNW," kata Kepala Balai TNBNW, Lukita Awang Nistyantara.
Metode pengamatan tersebut, didukung dengan adanya pengadaan kamera oleh Wildlife Conservation Society (WCS) sebanyak 68 buah kamera yang sudah terpasang sejak 2017.
"Dengan menjumpai dan mendokumentasikan musang Sulawesi, telah berhasil membuktikan bahwa satwa tersebut masih ada di alam dan belum punah," imbuhnya.
Namun demikian, ancaman terhadap keberadaannya masih sangat tinggi.
Musang sulawesi atau Sulawesian palm civet merupakan satu dari tiga jenis musang di Sulawesi, yang hidup nokturnal dan soliter.
Satwa dari family Viverridae ini dilindungi menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1999 dan dengan status spesies vulnerable atau rentan oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).